Jumat, 06 Februari 2009

004. "Senyum = Marah"

Senyum itu adalah marah ....
Marah itu adalah senyum ....

Binggung kan .... itulah yang saya lakukan kurang lebih selama 60 bulan (kayak jangka waktu kredit pegawe aja). Ceritanya Begini :

Setelah lebih dari 12 tahun bekerja di seputaran Jawa ... saya dimutasi ke suatu tempat di IBT, sebut saja Kota "Alfa". Seperti dimaklumi SDM di IBT berbeda dengan di Jawa ... kita harus berbicara lebih hat-hati, lebih jelas dan berulang-ulang untuk memastikan bahwa lawan bicara kita tidak salah menafsirkan perkataan kita. Tetapi walaupun kita sudah berusaha sehati-hati dan sejelas mungkin, tetap saja si "Jaka Sembung" datang, seperti ini :

  • Beli Bakso .... Waktu itu saya baru bertugas 3 hari di kota Alfa. Suatu sore saya melihat seorang pekerja (kami menyebut pegawai "pekerja") beli bakso di depan kantor. Saya basa basi bertanya dg spontan "kamu sudah bayar" dijawabnya "belum bapa" ... karena dijawab belum, maka saya beri uang Rp.50 ribu, kemudian dia berkata "uangnya kebanyakan bapa" kemudian saya jawab kembali "ya besok-besok untuk beli bakso lagi".... Sehari, dua hari, tiga hari kemudian dia selalu saya lihat beli bakso .... kemudian dg basa basi saya bertanya lagi "kamu suka bakso?" dijawabnya "tidak bapa" saya tanya lagi "kamu lapar ya" dijawab lagi "tidak juga bapa" ................ Nah lho ....
  • karena penasaran saya tanya "lha kenapa kamu makan bakso" .... dengan bangga dijawabnya "Bapak kan kemarin kasi uang 50 ribu untuk beli bakso!" ..... dalam hati saya berkata "Matek aku ..." sambil menahan senyum langsung masuk rumah (kebetulan rumah dinas disamping kantor) tutup pintu kemudian tertawa ha ha ha .... sampai keluar air mata.

  • Beli Roti .... kebetulan ada teman yang pulang istirahat siang, saya titip beli roti tawar dan mentega. Saya titip uang 50 ribu .... kembalinya ke kantor dia bawa 2 tas kresek besar di kedua tanganannya sambil berkata "bapa rotinya hanya ada delapan, ini kembaliannya"
  • mana mungkin saya seorang diri (bulog) makan roti tawar 8 bungkus, akhirnya saya katakan.... ya terima kasih (sambil senyum kecut) saya ambil 1 bungkus saja, yang 6 bungkus untuk kamu bagi2 ....namun dengan polosnya dia berkata, bapa minta menteganya dan belikan coklat mesis ... akhirnya saya keluarkan lagi uang untuk beli mentega dan mesis ...... Edan ngak ...!@#$%^
  • Beli Nasi Padang .... waktu itu saya titip pesan beli makan di RM Padang "Beringin" ... pesanan saya nasi padang pake rendang, telur bulat, sayur daun singkong, kalau tidak ada rendang ganti nasi ayam goreng atau nasi ikan kembung..... kembalinya ke kantor dia bawa 5 bungkus dan berkata bapa uangnya tadi kurang jadi pake uang saya dulu ... saya bilang ok thanks .... tapi saya binggung ternyata kelima bungkus itu semua untuk saya.
  • saya bilang kenapa banyak, dijawab "kan sesuai yang papak pesan 1. nasi rendang 2. nasi telur bulat 3. nasi sayur daun singkong, 4. nasi ayam 5. nasi ikan kembung ... pas"
  • betul pas, tapi edan .... akhirnya saya bilang oke saya ambil satu bungkus nasi ayam, yang itu saya ambil sayur dan telurnya .... yang lain untuk kamu...... dijawabnya terima kasih bapa ..... edan!!!

  • Coba bayangkan kalau kita bekerja satu team dengan orang yang "jujur" dan "lugu" seperti itu. Dan bayangkan jika case-nya bukan beli bakso ataupun beli roti tetapi melaksanakan suatu tugas pekerjaan ... pasti kita jengkel, marah, geregetan. Apakah kita harus marah ke teman kita tsb ... bisa-bisa kalau kita marah dia malah binggung dan bertanya dalam hati "salah saya apa" ..... tentu dalam hati saya juga menjawab "kamu tidak salah, tapi .............."

  • Akhirnya saya cukup tersenyum saja .....