Rabu, 24 September 2008

002. "Gelora"

"Gelora" tidak ada kaitannya dengan hasrat ataupun nafsu apalagi jamu kuku bima. Gelora adalah nama jalan diSiodarjo tempat saya kost pada 1990-1991 waktu saya menjalani OJT (on the job training) di perusahaan yang didirikan oleh R. Aria Wiriaatmadja.... judul no.001 saya training di Buki, sekarang koq training lagi .... hehehe

Ada beberapa anak kost diantaranya : Sigit, Wiwit, Kirno, Tatang, Natan, Kristo, Tarsono dan tentunya saya. Saya akan mencoba menceritakan hal-hal menarik dari beberapa teman yang mungkin bisa diambil sebagai contoh untuk memotivasi dalam mencapai hasil yang lebih baik.

diGelora ada "Tekad" dan "Semangat". Salah seorang teman kost katakanlah bernama "bimo" temasuk anak kost yang paling tua, tetapi posisinya di kantor sebagai "pegawai non staf" . Bermula dari sinilah terlihat perbedaannya dibanding teman-teman yang mempunyai posisi dan situasi yang sama. Mas Bimo menyampaikan ke saya bahwa dia harus bisa mendaftar menjadi Staf dan harus lulus ujian Staf ... tapi ada syaratnya yaitu harus lulus sarjana . Layak mendapat acungan jempol adalah tekad dan semangatnya untuk maju dibalik keterbatasan waktu, biaya, prasarana, belum lagi gangguan dari teman-teman kost yang pada waktu itu saya juga menganggapnya sebagai sesuatu yang lucu "fun".... untungnya akhirnya dia lulus sarjananya dan lulus ujian staf ... harapannya terwujud, jadi "dosa" kami sebagai teman kost terampuni ... barangkali.

Kelihatannya sederhana karena juga banyak orang yg seperti itu dan itu adalah cerita biasa ... tetapi buat kami yang ada disana waktu itu pasti mengatakan Luar Biasa. Sekarang "bimo" sudah dipangilan Pak Pinca oleh anak buahnya.

diGelora ada "Janji", dia adalah teman saya OJT, kami ditempatkan berdua di Sidoarjo. Sebut saja namanya "rampun" sebenarnya tidak ada yang aneh dan kelihatan biasa-biasa saja. Yang menjadikan tidak biasa ("luar biasa) ada 2 hal : Pertama, dia suka minum kapi tapi bubuk kopi plus gula di aduk tanpa air kemudian di sendok dan ditelah, kemudian air menyusul kemudian .... binggungkan? Kedua, dia punya "janji" kalau diterima di perusahaan ini maka separo gaji akan disumbangkan di gereja dan tidak akan merokok sampai dinyatakan diterima sebagai pegawai (lulus OJT), dan itu benar2 dilaksanakan dengan tertib. Kalau saya khususnya menyumbangkan separo gaji .... wah ngak janji.

Sekarang ... sama seperti "bimo" dia juga dipangil Pak Pinca dan merokok seperti kereta api.

diGelora ada yang "Bengal", si "Flores" Anak SMA yang kost bareng pegawai ... mungkin saat ini diantara kami dia-lah yang paling sukses (kalau bicara sukses pasti berhubungan dengan materi), padahal waktu itu dia adalah gambaran anak SMA yang "bengal" dan mungkin dibandingkan waktu kami SMA ngak ada yang bisa nandingi kebengalannya. Ternyata kebengalannya itu yang justru membentuk dan memotivasi dia menjadi seorang pekerja keras yang ulet dan bertanggung jawab .... pokoknya berubah 180%.

Nah Waktu itu saya termasuk orang yang paling didengar omongannya oleh si Flores ... walaupun teman kost yang lain seperti Sigit, Kirno, Tatang dan Natan, bahkan bapak/ibu kost lebih pantas memberi nasehat ... tapi pasti dibantahnya, mungkin karena dianggap ngak sealiran maka sebagus apapun nasehatnya dianggapnya sesat dan harus dibantah .... hahaha (mau tau bagaimana cara saya menasehati .... Khusus mengenai si Flores akan saya tulis dalam judul tersendiri ....)

Tapi dari teman-teman kost ... ketiga teman saya diatas yang paling saling tidak akur ibarat anjing, kucing dan tikus. Tapi anehnya ketiganya bisa cocok dengan saya .... wah ternyata saya juga hebat ya ... hehehe.

Selasa, 23 September 2008

001. "Budiman"

OK saya mulai dari th.1990 pada saat saya pertama kali masuk ke dunia nyata. pada waktu itu usia saya 22 th dan diterima bekerja (job training) di "buki".
Kepala cabang waktu itu adalah pak. Hari "budiman" Setiawan. Jangan terkecoh dengan kata "budiman" karena merupakan kepanjangan dari "bulunya dimana-mana" dan jangan ngeres.

Sebagai orang yang baru bekerja, maka pengalaman pertama pasti ngak pernah terlukapan. Kebetulan dari pak "budiman" ini saya belajar bagaimana bedanya dunia sekolah dan dunia kerja. Kesimpulan yang saya bahwa atasan itu harus dekat dan akrab dengan anak buah. pak."budiman" tidak mau dipangil "pak" oleh bawahannya yang sudah senior (wakilnya, supervisor, dan kasi2) ... beliau lebih senang dipangil "Mas" .... pengaruhnya buat saya dan teman2 Job lainnya adalah kita bisa lebih dekat dan ngak merasa takut (tapi juga bukan berarti berani ...).

Satu lagi beliau selalu memonitor apa yang telah di intruksikan dan apa yang telah menjadi kesepakatan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan prima. Nama "budiman" muncul di sini ... beliau selalu menyamar dengan nama "budiman" belakangan baru ketahuan bahwa yang selama ini telpon dengan nama budiman adalah beliau ... itu adalah sebagian kecil dari cara beliau memonitor untuk memastikan bahwa pelayanan prima dilaksanakan dan yang menarik adalah "cara" dan "konsistensinya" dalam memonitor.

Waktu itu saya berpikir, jika suatu saat saya punya anak buah maka saya akan melakukan seperti yang dilakukan "Mas Budiman".
. .