Rabu, 13 Mei 2009

007. SMS Bankers

Siapa yang berhasil menguasai tehnologi "komunikasi" dan informasi maka dialah yang menjadi pemenangnya ... (elegi Gutenberg).

Terlalu banyak contohnya untuk membuktikan hal tsb diatas, semua contoh yg ada menunjukkan bahwa pentingnya komunikasi baik dilevel terkecil sampai yg besar, mulai dari yg sederhana sampai yg rumit .... mulai dari perseoranan, kelompok, perusahaan, hingga negara, diera sekarang ini tidak ada yg tidak berhubungan dengan komunikasi dan informasi.

komunikasi yg baik akan menghasilkan informasi yg positif. Komunikasi yg baik memerlukan koordinasi yg baik, komunikasi yg baik memerlukan kerjasama team yang baik ... sehingga komunikasi akan menjadi alat, sarana, atau apapun namanya yang sangat dasyat.
Sebaliknya komunikasi yg buruk akan menghasilkan informasi yg negatif. Komunikasi yg buruk tidak diiringi dg koordinasi yg baik, tidak diiringi dengn kerjasama yang baik ...yg pada akhirnya akan menyebabkan kemenangan semakin sulit diraih, bahkan kehancuran yg akan didapat.

sehubungan dengan itu, sangat layak jika kita menempatkan komunikasi sebagai salah satu "batu besar" dalam hidup kita, dalam kelompok kita, dalam perusahaan kita, dalam negara kita. Karena tanpa komunikasi yg baik maka hasil baik yg telah kita peroleh akan lenyap dalam sekejab, secepat membalik telapak tangan.

Jika kita sepakat menempatkan komunikasi sebagai salah satu batu besar, maka Let's Do It ... bisa ... pasti bisa ... yes, yes, yes.

SMS Bankers adalah bukan SMS Banking, SMS Bankers adalah Bankers yg suka SMS.
Dengan rutin meng-SMS rekan kerja maupun atas, maka akan tercipta jalur komunikasi yg cepat. Sehingga semua informasi, saran, usul, dsb dapat diperoleh dengan cepat dan up to date. Dan yg tidak kalah penting adalah kebiasaan dan keberanian untuk menjalin komunikasi (baca: silaturahmi) menjadi lebih efektif, khususnya anatara atasan dg bawahan dan sebaliknya. Walaupun pada awalnya akan dirasa agak tidak biasa, aneh, tidak lazim.
(kalau sekarang pake BBM atau jejaring sosial)

Jika Komunikasi telah berjalan dengan baik, maka penyakit yg namanya koordinasi bukan lagi menjadi hambatan/kendala. Semua perosalan-persoalan yg ada akan di komunikasikan dan dikoordinasikan, sehingga menghasilkan output yang dasyat ... tidak akan ada ego perseorangan, yang ada adalah ego kelompok (militan).

Semua itu ada syaratnya, yaitu: harus sepakat menempatkan komunikasi sebagai salah satu batu besar, dan segala remeh temeh yg menghambat komunikasi tidak akan pernah menjadi batu besar yg menghalangi batu besar komunikasi.

Seperti layaknya Kontes Sepeda Tak Bergeming (sepeda lambat), belum tentu atlet balap sepeda dan atlet downhill bisa memenangkannya .... karena batu besarnya berbeda.

Terinspirasi dari :
"tak bergeming dot com"
"Kontes sepeda tak bergeming"



#

006. "DOLL"

Masih berkaitan dengan judul 005.Tersenyum Lebih Kejam Dari Membunuh ..... kejadiannya masih di Kota Beta. Setelah kesepakatan bahwa saya dipersilahkan marah dan dilarang tersenyum, ada seorang teman (hanya seorang saja) yang bertanya kepada saya seperti ini "Bos, jangan bikin binggung dong, yang konsisten ... kalau marah, marah saja ... kalau tersenyum, tersenyum saja .... jangan seperti ini sebentar marah, sebentar tersenyum, sebentar marah lagi, sebentar tersenyum lagi ... dst" mau tau ceritanya :

Pada suatu hari ditanggal 12 (lupa bulannya) adalah tanggal batas pengiriman salah satu laporan yang berkaitan dg BI (denda dari BI). beberapa hari sebelumnya saya sedang "forkom"di kanwil di Makasar ... pada waktu itu diumumkan ada beberapa cabang yang belum kirim laporan, dan diingatkan bahwa batas laporan tinggal beberapa hari lagi. saya monitor ke cabang, dijawab sudah dikirim namun ada sedikit koreksi dan mungkin nantti malam bisa kiirim ulang ke BRI via sytem.

Sekembalinya dari Makasar, saya cek lagi ... disampaikan sudah dikirim bos, ini buktinya ... tapi pada tgl.12 sore saya di telpon yang menyampaikan bahwa dari cabang Beta belum kirim .... akhirnya saya tungguin ybs sampai lewat jam 12 malam untuk selesaikan koreksi kesalahan yang tempo hari .... pada saat ditungguin itu (nampaknya ybs ada kepentingan/janji lain) ybs ngak tenang, selalu cari peluang untuk kabur sebentar ... pada waktu itulah yb s saya matahi, ceramahi, kemudian saya tersenyum2, kemudian marah2 lagi, kemudian tersenyum lagi, dst.

Nah ... atas pertanyaan ybs dialenia pertama tadi jawaban saya .... Mbang (sebut saja namanya Mbang) kalau ibarat keran air ... ini sudah doll, jadi saya ngak tau lagi harus bagaimana nangani tingak kamu (tapi dengan nada dan rayt wajah tersenyum) .... tapi akhirnya selesai juga dan tanpa denda BI.

Minggu, 03 Mei 2009

005. Tersenyum Lebih Kejam Dari Membunuh

Terinspirasi dari pepatah "Fitnah lebih kejam dari membunuh".... tapi itu kuno ....!!! Sekarang Tersenyum bisa lebih kejam dari membunuh .... dan bukan tersenyum diatas penderitaan orang lain (yang ini juga kuno ..!!!). Tersenyum disini masih berkaitan dengan judul sebelumnya "senyum = marah" tapi dalam tempat dan waktu yang berbeda, ceritanya begini : *)

Setelah 2 1/2 tahun bertugas di kota "Alfa", saya mutasi ke kota "Beta" masih di IBT namun dengan situasi dan kondisi yang berbeda dengan kota Alfa. Lingkungan kerja saya sebagian besar orang jawa dan sulawesi ....

Setelah bertugas kurang lebih 1 bulan, saya mulai mengerti dengan baik situasi dan konsisi lingkungan kerja, dan sampailah pada kesimpulan bahwa mereka harus berubah dan kalau situasi seperti ini terus berlangsung akan merepotkan ..... telah disampaikan bahwa lingkungan kerja saya adalah orang jawa dan sulawesi, tetapi cara kerja dan cara berpikir tidak jauh berbeda dengan teman2 di kota Alfa .... inilah yang harus saya rubah.

Hal ini pernah saya tanyakan dengan rekan yang saya gantikan (mr.Ng) ... menurut mr.Ng "Gung ... sing waras ngalah" tetapi saya berpendapat lain "Sing edan diwaras'ke" ...karena menurut saya sebenarnya mereka tidak edan tetapi setengah edan dan pura-pura edan ... berbeda dengan teman-teman di kota Alfa, mereka benar-benar lugu dan bukan pura-pura lugu ataupun setengah lugu ...!!!
Saya juga menerima telpon dari beberapa teman dari Kota Alfa, katanya mereka ditelpon oleh beberapa pekerja di kota Beta yang menanyakan apakah waktu saya di kota Alfa suka marah-marah dan sehari bisa marah berkali-kali..... Terus terang teman2 dikota Alfa sangat tidak percaya kalau saya bisa marah, karena 2 1/2 tahun di kota Alfa saya tidak pernah marah, tetapi hanya tersenyum.

Kemudian pada kesempatan pertemuan rutin bulalan, saya ajukan penawaran kepada mereka. Sebe;um mengajukan penawara terlebih dulu saya ceritakan pengalaman waktu bertugas di kota Alfa ... dengan gagah dan terpingkal-pingkal mereka tertawa. kemudian mulailah saya sampaikan fakta2 dan penawaran sbb:
  • bahwa "kalian sebenarnya ngak beda jauh dengan teman2 di kota Alfa ... malahan kalian itu bukannya lugu atau setengah lugu, tetapi setengah edan dan pura2 edan ...!"
  • Mengapa saya selalu marah-marah, itu semua karena kalian setengah edan dan pura2 edan.
  • Mengapa mereka (teman di Kota Alfa) heran waktu kalian telpon bahwa saya suka marah, karena di sana saya cukup tersenyum saja (senyum = marah).
Kemudian saya tawarkan kepada mereka, pilih mana :
  • Saya "Tersenyum"seperti waktu di kota Alfa, yang artinya kalian saya persamakan dengan teman2 di kota Alfa (dg kata lain ke jawa-an dan ke sulawesi-an kalian tidak saya akui, yang saya akui ke "katrok-an" kalian ... maka saya cukup tersenyum saja)
  • atau saya "Marah", yang berarti kalian saya akui ke jawaannya dan ke sulawesiannya (dg kata lain dimata saya kalian bukan orang katrok, tetapu orang waras yang ditegus kalau salah dan dimarahi kalau ndableg)
Akhirnya mereka memahani mengapa saya si kota Alfa kelihatan baik dan tidak pernah marah, sedangkan di kota Beta saya kelihatan menyebalkan karena suka marah..... Kemudina mereka secara bulat "memperbolehkan saya marah dan melarang saya tersenyum".
Singkat kata selama 3 tahun bertugas di kota Beta ... saya merasakan perubahan yang cukup besar dari perilaku edan, setengah edan ataupun pura2 edan menjadi waras dan lumayan waras.

Ada hal yang menarik, setelah kita merasa sepaham ... akhirnya kalau ada yang edan, setengah edan, atau pura2 edan (baca "salah, melanggar aturan, tdk disiplin") ... kadang2 saya cukup tersenyum, ybs pasti berkata .... "bos senyumanmu lebih kejam dari pembunuhan" dan pasti saat itu juga langsung berupaya memperbaiki kesalahannya.




*) Tanpa bermasud menyepelekan atau merendahkan suatu golongan masyarakat tertentu, ini semua disampaikan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja rekan kerja saya waktu itu ... mudah2an bermanfaat.